Tugas Individu
Menejemen Marikultur B
BUDIDAYA SOTONG
(Sepia officinalis)
Oleh :
Nama :
Muh. Alwi
Nim : L221 14 020
Prodi :
Budidaya Perairan
Jurusan
Perikanan
Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan
Universitas
Hasanuddin
Makassar
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Budiidaya
Sotong(Sepia officinalis)"
ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat
bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena
telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Menejemen Marikultur. Disamping
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar
kedepannya bisa diperbaiki.
29 Maret 2017
Muh. Alwi
BAB
I
PENDAHULUAAN
A. Latar Belakang
Avertebrata air adalah hewan yang tidak bertulang
belakang (backbone), yang sebagian atau seluruh daur hidupnya di dalam air.
Ditinjau dari segi bentuk, ukuran dan adaptasi lingkungan, hewan avertebrata
air mempunyai keanekaragaman yang tinggi. Sementara itu dari segi ukuran
dijumpai mulai dari yang berukuran kecil sampai besar, dan dari segi bentuk
tubuh yang sederhana sampai yang kompleks. Dilihat dari lingkungan hidupnya ada
yang berada di darat, air tawar, air payau, maupun air laut, bahkan ada yang di
daerah ekstrim seperti danau garam.
Avertebrata air dalam bidang perikanan memiliki peranan
sebagai makanan ikan, pemangsa ikan, parasit ikan. Avertebrata air juga dapat
dimanfaatkan manusia yaitu sebagai konsumsi, obat, indikator biologis, penduga
kualitas kesuburan perairan, dan usaha budidaya. Salah satu organisme
avertebrata yang menguntunkan yaitu jenis sotong(Sepia officinalis).
Sotong sendiri adalah hewan laut dari ordo Sepiida.
Mereka termasuk kelas Cephalopoda, yang juga di dalamnya termasuk cumi-cumi,
octopodes, dan nautiluses. Sotong memiliki cangkang internal yang unik, atau cuttlebone, dan oleh
karena itu sotong juga sering disebut sebagai cuttlefish. Tetapi, walaupun namanya ikan,
sotong bukanlah ikan melainkan moluska.
Sotong memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sotong
merupakan makanan utama di wilayah Mediterania
dan Asia
Timur. Seperti seafood lainnya, sotong kaya akan kalsium dan protein tetapi
rendah energi.
Cangkang dalam sotong biasa digunakan sebagai sumber kalsium bagi burung peliharaan,
selain itu penelitian terhadap organisme ini masih kurang sehingga data
mengenai perawatan, mekanisme, dan budidaya masih kurang.
Berdasarkan hasil diatas maka perlu adanya penjabaran
lebih lanjut dan salah satunya yaitu pembuatan makalah di manan hal ini di buat
untuk memberikan referensi mengenai biota sotong(Sepia officinalis).
B. Tujuaan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu
untuk mengetaui berbagai prospek dan budidaya sotong(Sepia
officinalis).
- Mamfaat
Adapun maamfaat dari makalah ini
yaitu dapat menambah wawasan para pembaca yang budiman mengenai berbagai prospek,
aspek dan budidaya sotong(Sepia officinalis).
BAB II
PEMBAHASAN
- Morfologi
Pada
bagian dorsal Sepia sp terdapat lengan dan tentakel. pada bagian
anterior ujung terdapat mulut yang dikelilingi oleh lengan dan tentakel. Lokasi
mata tedapat pada kedua sisu kepala di daerah funnel, dua macam usus terdapat
di anterior sekitar mulut, satu lebih pendek dari lengan dan satu lebih panjang
dari saker pada tentakel. Di dekat mata terdapat integunmen yang tebal disebut
olfactory crest, di bawahnya ditemukan olfactory groove. Mempunyai sifon yang
digunakan sebagai alat untuk menyemprotkan tinta.
Mantel pada sotong (Sepia sp.) berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu dan diselubungi selaput tipis yang berlendir pada kedua sisi dorsal mantel terdapat sirip lateral berbentuk segitiga. disekeliling mulutnya terdapat 8 buah lengan dan 2 tentakel yang panjang. Pada permukaan lengan bagian dalam dilengkapi dengan batil isap pada bagian tentakelnya yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Alat pergerakan sotong (Sepia sp) berupa cerobong dan alat kemudian berupa sirip yang letaknya di ujung dorsa.
Gambar 1. Sotong
- Klasfiikasi dar Sepia sp
Kingdom
: Animalia
Filum
: Mollusca
Kelas
: Cephalopoda
Ordo
: Sepiida
Famili
: Sepiidae
Genus :
Sepia
Spesies : Sepia sp
C.
Anatomi
Sepia
sp mempunyai
zat tinta. Organ yang dipergunakan untuk mengeluarkan zat tinta itu terletak
pada ujung suatu juluran panjang yang menonjol di depan. Sepia sp memiliki
3 jantung dan berdarah biru. Mempunyai cangkang internal, cangkangnya
keras karena terbuat dari zat kapur. Memiliki organ ginjal yaitu Nefridium. Sepia
sp bernapas dengan senyawa tembaga. Ventrikulus (lambung) dan sepasang
kelenjar pencernaan yaitu hati. Di bawah mantel terdapat organ bening yang
bernama sifon.
D. Fisisologi
Sepia sp memiliki alat gerak berupa
tentakel di sekitar kepalanya, yang berfungsi sebagai tungkai (lengan dan
kaki). Sepia sp mempunyai 8 tentakel pendek dan 2 tentakel yang panjang.
Sepia sp bergerak dengan cara berenang, dan pergerakannya cepat. Sepia
sp berkembangbiak secara seksual, yaitu ada jantan dan betina. Pada saat
perkawinan, hewan jantan menyalurkan sel sperma ke dalam rongga mantel hewan
betina dengan menggunakan lengan yang terletak pada bagian ventral, kemudian
terjadilah pembuahan. Ovum akan tumbuh dan berkembang di dalam tubuh, kemudian
menetas. Setelah cukup dewasa akan keluar dari dalam tubuh dan hidup bebas.
Respirasinya
dengan menggunakan insang. Sistem sirkulasinya adalah peredaran darah tertutup.
Jantung mempunyai satu bilik dan dua serambi. Sistem saraf hewan ini terdiri
atas simpul otak, simpul kaki, dan simpul alat-alat dalam. Sistem pencernaannya
adalah dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus yang letaknya pada
bagian tubuh di sebelah bawah sifon. Sistem ekskresinya berupa dua kantong
ginjal. Organ pertahanan yaitu berupa kantong tinta yang berisikan cairan
seperti tinta berwarna coklat/hitam yang terletak di ventral tubuhnya. Tinta
ini akan dikeuluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara
menyemburkannya. Cara hidupnya yaitu secara soliter.
E. Sistem Reproduksi dan Alat Indra
Anggota cephalopoda bersifat diosius. Pada waktu
kopulasi spermatofor dari hewan jantan dimasukan dalam rongga mantel betina
dengan pertolongan hektokotilus yang berbentuk seperti sisir. Telur cumi-cumi
besar dan bersifat megalesita dan jika menetas tidak melewati tahap larva.
Mata perkembangannya telah maju, menyeruapai mata
vertebrata. Alat indera yang lain antara lain yaitu sepasang statosist
(terletak dibawah otak) berfungsi sebagai indera keseimbangan dan sepasang
indera pembau.
- Pemijahan Mutara
Pemijahan mulai terjadi setelah
seminggu kemudian dalam kejapung terutama pada ukuran besar. Jumlah kapsul
telur yang diperoleh selama periode pengamatan tecatat kurang lebih 2.775
kapsul (11.100 butir) dengan variasi inti butiran per-kapsul antara 1 – 6 inti
(Tabel 1), sementara pada Tabel 2 tercatat jumlah telur yang bakal menetas
sebanyak 81.963 butir. Telur diinkubasikan dalam kejapung selama 2 minggu kemudian
menetas dan dilepaskan kelaut
(restocking) sebanyak 93.063 ekor (stadia juvenil).
G. Budidaya Kerang Mutiara
Budidaya sotong di lakukan di
Keramba jarring apung (KJA) yang memiliki syarat yang sesuai dengan indikator kehidupan
sebaran sotong buluh yaitu pada daerah ekosistem batu karang yang letaknya kurang lebih 30 m dari batas tubir dengan
kedalaman dasar perairan diperkirakan antara 20 - 25 m. Keramba jaring
apung terbuat dari konstruksi kayu dan
bambu petung sebanyak 2 unit terdiri
atas 6 kotak/unit dengan luas (P x L) :
2,50 x 2,50 m dengan kedalaman 2,75 m, dan 4 kotak/unit dengan luas 2,5 m x 1,5
m dengan kedalaman dasar keramba 2,75 m.
Sementara jaringnya terbuat dari karoro (warring) dengan ukuran mata jaring
0,5 cm, sehingga tebaran anak ikan teri hidup sebagai makanan kegemaran sotong
tidak lolos dari kepungan jaring. Demikian juga bagan dan rumah jaga terbuat dari konstruksi
kayu dan saling berdampingan, sehingga tidak mengganggu kehidupan sotong buluh
yang ada dalam kepungan keramba jaring apung. Luas bagan (P x L) : 7 x 12 m
dengan kedalaman karoro 5 m, sementara luas rumah jaga (P x L) : 3 x 2 m. Sebagai bahan apung khususnya untuk keramba
jaring apung terbuat dari serofoam yang daya apungnya cukup tinggi dan
tahan lama.
- Padat Tebar
Pengisian benih sotong buluh dengan padat tebar yang berbeda yaitu 100
ekor, 120 ekor dan 140 ekor dan diulang 2 kali. Benih ini dibeli dari kelompok
nelayan yang menggunakan jaring jala yang beroperasi tidak jauh dari lokasi
budidaya. Benih yang didapat sebelum ditebar dalam kejapung diukur panjang
mantel dan beratnya serta seleksi ukuran yang hampir sama dikelompokan dalam
satu kotak kejapung. Hal ini, menghindari terjadinya sifat kanibal antar ukuran
yang besar terhadap yang ukuran kecil.
- Pemberian Pakan
Sotong buluh (S. lessoniana) merupakan salah satu jenis hewan laut
yang memiliki sifat kanibalisme, dengan demikian tebaran dalam keramba jaring
apung harus dalam ukuran besar yang hampir sama atau tidak jauh berbeda. Demikian
pula dijelaskan bahwa jenis hewan ini, lebih respons memakan makanan yang hidup
terutama pada ukuran anakan, antara lain jenis udang jembret (Mesopodopsis
sp) dan ikan teri dalam keadaan hidup. Sementara jenis ikan teri dalam kedaan
mati juga dapat diberikan, namun responsnya tidak sebaik ikan teri yang masih
hidup. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari
dengan estimasi perbandingan 10 % dari bobot berat badan sotong. Bersamaan
dengan ini, dilakukan pengukuran kondisi oseanografi antara lain suhu, salinitas,
pH dan kecerahan air.
- Pemanenan
Pemanenan di lakukan ketika
organisme budidaya sudah mencapaii ukuran komsumsi, di mana pada tahap
pemanenan di lakukan dengan mempersempit area wadah sotong kemudan di lakukan
penseseran, setelah di lakukan hal tersebut kemudan di pndahkan dalam suatu
wadah untuk dii tampung dan di lakukan pensortiran setelah itu di kemas dan
siap untuk d pasarkan.
DAFTAR
PUSTAKA
https://respirasi91yns.blogspot.co.id.
Di akses pada hari Rabu 29 Maret 2017 Pukul 22:54 Wita.
Nurkartka.D.S.
Invebrata Filum Moluska. https://mynewbluebubble.wordpress.com.
Di akses pada hari Rabu 29 Maret 2017 Pukul 22:16 Wita.
Wahyu.2013.
Avertebrata Air. https://wahyuazizii.wordpress.com.
Di akses pada hari Rabu 29 Maret 2017 Pukul 21:12 Wita.
Wisuda.2016.
Sotong Hewan laut yang pintar menyamar.
http://www.mongabay.co.id. Di akses
pada hari Rabu 29 Maret 2017 Pukul 21:54 Wita.
Kuis
Menejemen
Mariikultur
Muh.
Alwi
L221
14 020
Soal
- Jelaskan krteria host yang akan dii jadiikan Kerang mutara
- Apa kelebihan dan kekurangan yang berasal dari alam sebagai sumber induk untuk kerang mutiara.
- Jelaskan cara budidaya Kerang hijau
Jawaban
2
. Kelebihan dan kekurangngan dari
alam
a. Kelebihan induk yang di ambl dari alam
- Tidak membutuhkan waktu yang lama
- Bisa langsung di gunakan untuk prodyuksi budidaya.
b. Kekurangan Induk dar alam
- Kemunknan sudah tercemar
- Bisa mengancam keberlanjutan budidaya
1.Kreteria host yang di jadikan
kerang mutara yatu Memiliki Cangkang Nacre yang tebal dan Masiih berumur muda.
3. Cara budidaya kerang hiijau yatu :
- Metode Budidaya
Budidaya kerang hijau dapat
dilakukan dengan menggu-nakan 4 macam metoda yaitu: metoda tancap (post
method), rakit apung (raft method), rakit tancap/rak (rack method) dan tali
rentang (long line method). Sedangkan kondisi lingkungan perairan antara lain
harus terhindar dari gangguan arus kencang, perubahan suhu yang mendadak, dan
salinitasnya antara 27-35 permil. Selain itu harus
terhindar dari fluktuasi kadar garam yang tinggi, jauh dari pengaruh
sungai besar, bebas dari pencemaran limbah industri dan rumah tangga karena
dapat membahayakan untuk dikonsumsi.
Kita akan ambil salah satu contoh
teknik budidaya kerang hijau dengan menggunakan metode rakit apung. Bahan-bahan
yang digunakan untuk membuatnya antara lain: tali, rakit (terdiri dari tali,
bambu, pelampung) dan jangkar. Rakit yang digunakan dalam metoda ini berfungsi
untuk mengumpulkan spat (benih kerang). Dan sekaligus sebagai tempat pembesaran
dengan menggunakan tali kolektor tempat menempelnya spat. Rakit terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu kerangka untuk menggantungkan tali dan unit
pelampung. Guna menyangga rakit supaya tetap menga-pungserta jangkar atau
pemberat sebagai penahan rakit.
Ada dua macam bahan yang digunakan
untuk membuat kerangka yaitu bambu dan kayu, namun pada umumnya yang digunakan
adalah bahan dari bambu. Untuk rakit dengan ukuran 6m x 8m (48 m2) dibutuhkan
bambu 18 batang. Dengan jumlah tali gantungan untuk 1 unit adalah 96 tali
dengan panjang 3 meter per tali. Sedangkan untuk pelampung menggunakan drum
plastik sebanyak 8 buah. Dan untuk pemberatnya menggunakan karung semen
sebanyak 2 buah dengan bobot masing-masing pemberat 25
kg.
- Proses pemeliharaan
Proses pemeliharaan menjadi unsur
yang menentukan keberhasilan budi daya kerang hijau. Hal-hal yang perlu dilakukan
dalam proses pemeliharaan kerang hijau adalah sebagai berikut.
1) Sortasi
Penyortiran
perlu dilakukan agar kerang hijau yang dihasilkan seragam sehingga produksi dan
waktu panen dapat ditentukan. Penyortiran dilakukan karena kerang hijau yang
menempel pada tali kolektor sering kali tidak seragam ukurannya.
2) Penambahan pelampung
Penambahan
pelampung dilakukan saat terjadi penambahan beban tali yang disebabkan oleh
pertumbuhan dan pertambahan bobot kerang hijau. Penambahan pelampung berguna
untuk menyangga tali agar tetap mengapung.
- Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang biasa menyerang budi daya
kerang hijau adalah jenis teritip (Teredo sp. dan Manus sp.), bintang laut,
burung, dan kepiting. Sedangkan Kepiting adalah hama utama bagi juvenile dan kerang
dewasa. Kepiting dapat menghabiskan satu lusin kerang hijau setiap harinya.
Sementara itu, teritip dan hewan penempel lainnnya akan sangat mengganggu
pertumbuhan kerang hijau. Sampai saat ini di Indonesia belum didapati penyakit
yang mengancam budi daya kerang hijau. Kerang hijau sendiri dapat terjangldt
penyakit yang disebabkan oleh pencemaran di atas ambang batas.
- Panen
Kerang hijau dapat dipanen setelah
berumur 5-6 bulan masa pemeliharaan. Ukuran kerang hijau dapat dikonsumsi
adalah 6-8 cm. Ciri lainnya adalah daging tebal dan berwarna krem. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar kerang hijau yang dihasilkan memuaskan adalah
sebagai berikut.
- Pemanenan dilakukan pada saat kerang hijau dalam fase istirahat.
- Pengikisan atau perontokan kerang saat dilepaskan dari pancang bambu atau dari tali dengan benda tajam dapat memperkecil luka pada benang byssus-nya sehingga kerang mempunyai daya tahan hidup lebih lama.