Makalah Kelompok
Patologi Ikan
Penyakit Non Infeksi
Karna
Lingkungan
Oleh :
Muh. Alwi
Miranda
IIn Robihatul F
Dian Lestari
Anugra Saputra
Yusdalifa Ekayanti Y
Muhammad Amri Yusuf
Jurusan Perikanan
Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan
Prodi Budidaya
Perairan
Universitas
Hasanuddin
Makassar
2016
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul Penyakit non infeksi yang di sebabkan oleh lingkungan. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Patologi ikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Makassar, 04 September 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAAN
Latar belakang
Penyakit pada ikan
merupakan gangguan pada fungsi atau struktur organ atau bagian tubuh ikan.
Penyakit pada ikan dapat muncul akibat adanya faktor-faktor yang tidak sesuai
dengan syarat hidup ikan. Umumnya, serangan penyakit pada ikan terjadi akibat
kelalaian manusia yang membiarkan kondisi yang tidak seimbang atau tidak
harmonis dalam hubungan mata rantai kehidupan ikan, parasit dan lingkungan.
Jika keadaan ini tidak mendapat perhatian serius maka akan mengganggu kesehatan
ikan. Ikan akan mudah terserang penyakit dan mengakibatkan kematian. Kerugian
yang timbul akibat serangan suatu penyakit dapat berbentuk kematian,
pertumbuhan yang lambat bahkan tidak normal, atau produksi benih yang menurun.
Dengan demikian,
kegagalan usaha budidaya ikan akibat penyakit tidak hanya disebabkan oleh
faktor tunggal saja, tetapi merupakan hasil interaksi yang sangat kompleks
antara ikan budidaya (kualitas, stadia rawan), lingkungan budidaya (intern dan
ekstern) dan organisme penyebab penyakit serta kemampuan dari pelaksana atau
budidayawan itu sendiri. Pada intinya, kesehatan ikan dapat menjadi terkontrol
jika semua aspek lingkungan telah terkontrol pula. Ikan yang pernah terserang
penyakit dapat pula menjadi sumber penyakit karena fungsinya menjadi agen
(perantara) terhadap timbulnya penyakit baru di kemudian hari jika tidak segera
ditangani atau diobati secara tuntas.
Salah satu kelompok
penyebab penyakit pada ikan yang juga harus diwaspadai oleh pembudidaya ikan
dan hobiis (kolektor) ikan adalah kelompok non-infeksi, Kelompok ini adalah
kelompok penyakit yang disebabkan oleh Lingkungan.
BAB II
PENYAKIT PADA LINGKUNGAN
Penyakit akibat lingkungan pada ikan masih sering terjadi. Penyakit ini
berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan yaitu yang disebabkan
oleh faktor abiotik dan biotik.
1. Faktor
Abiotik
a. Suhu/temperatur
Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering ditemukan
adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat pengaruh musim,
misalnya musim kemarau. Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan metabolisme
turun sehingga nafsu makan ikan jadi menurun.
Suhu dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan kekebalan
pada ikan. Suhu optimum tersebut akan berbeda bagi masing-masing jenis ikan
hias.
b. pH
pH air yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis ikan
tersebut. Pada umunya ikan akan toleran terhadap range pH tertentu, misalnya
untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya antara 6,2 sampai 9,2. pH air
yang ekstrim dibawah atau diatas pH optimum akan mengakibatkan gangguan pada
kesehatan ikan. pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan. Efek
langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi adalah berupa kerusakan sel
epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan mengganggu pada proses
penyerapan oksigen terutama bagi ikan yang bernafas dengan menggunakan insang.
c. Kesadahan
Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan istilah air
lunak dan air keras. Nilai kesadahan air pada air biasanya ditentukan dengan
kandungan kalsium karbonat atau magnesium. Tingkatan nilai kesadahan untuk air
dapat dibedakan menjadi air yang lunak (kesadahan rendah), air yang sedang, dan
air yang keras atau kesadahan tinggi dan sangta keras. Tiap jenis ikan terutama
ikan hias memerlukan kesadahan air yang tidak sama.
Tingkat
kesadahan Kandungan kalsium karbonat Nilai kesadahan
(dCHo)
Lunak
(rendah) 0
– 50 0
– 3,5
Sedang 50
– 150 3,5
– 10
Keras (tinggi) 150
– 300 10,5 –
21
Sangat keras >
300 >
21
d. Bahan cemaran
Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada suatu
usaha budidaya ikan terutama, yang menggunakan sumber air dari sungai atau
perairan umum lainnya.
Cemaran bisa berasal dari limbah domestik maupun limbah
industri. Bahan cemaran dapat berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan
cemaran tersebut secara langsung dapat mematikan atau bisa juga melemahkan
ikan. Pada cemaran konsentrasi rendah yang berlangsung dalam jangka waktu yang
lama akan menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan tetapi mengganggu proses
kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan. Pada kondisi
demikian ikan akan mudah terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit
misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan bakteri.
2. Faktor
biotik
Algae yang menutupi permukaan air akan mengganggu proses pernafasan ikan.
Sedangkan algae yang tumbuh dalam air akan berpengaruh pada pergerakan ikan.
Ikan akan terperangkap pada algae tersebut. Selain itu algae sel tunggal yang
berupa filament akan masuk kedalam lembar insang dan akan mengganggu pada
proses pernafasan ikan, sehingga ikan lama kelamaan akan mengalami kekurangan
oksigen.
Beberapa algae yang biasanya tumbuh
berlebih (blooming) akan berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen dalam
air baik dari aktivitas fotosintesa terutama pada waktu malam hari. Akibat dari
aktivitas pembusukan algae akan menimbulkan bahan beracun seperti amoniak.
Selain itu beberapa algae akan bersifat racun bagi ikan misalnya dari jenis Mycrocystis aeruginosa.
Menurut Mitchell dalam Fajrin, 2012 beberapa penyakit
non infeksi yaitu
- Penyakit
akibat Amoniak berlebih
Biasanya terlihat terjadi pada kolam
tanah yang baru pertama kali digunakan.Penyakit ini lebih bermasalah pada saat
musim dingin(winder).Hal itu biasanya disebabkan karna aktifitas bakteri
pengurai yang menurun akibat rendahnya suhu. Toksisitas amoniak lebih berbahaya
bagi ikan-ikan kecil.
-
Insang mengalami kerusakan
-
Produksi mocus berlebih,terutama pada
tubuh dan insang
-
Pergerakan ikan melemah
Penanganan
-
Menurunkan kadar amoniak pada perairan
yang ditinggali ikan(misalnya melakukan aerasi)
-
Pada keadaan kronis,lebih baik segerah
mengganti air pada kolam atau memindahkan ikan ke air yang lebih rendah kadar
amoniaknya.
-
Kurangi padat tebar ikan
-
Kurangi pemberian pakan pellet yang
berlebih.
- Hypoxia
Penyakit yang diakibatkan karena
sedikitnya oksigen terlarut di air. Penyakit ini jarang terjadi pada kolam atau
akuarium yang selalu ter-aerasi. Penyakit ini sering terjadi di kolam yang
tidak ter-aerasi dengan baik. Oksigen mulai menurun pada saat matahari
terbenam. Besarnya biomassa fitoplankton pada kolam dapat mengonsumsi oksigen
dalam jumlah besar pula.
Gejala klinis:
- Ikan terlihat kesulitan bernafas, ditandai dengan ikan yang bernafas
megap-megap di permukaan air.
Penanganan:
- Pindahkan ikan pada air dengan kadar
oksigen terlarut tinggi.
- Lakukan aerasi, terutama pada malam
hari.
- Kendalikan biamassa fitoplankton di
kolam.
- Hypercapnia
Penyakit ini adalah suatu kondisi dimana
terdapat kandungan gas karbon dioksida yang meningkat dengan abnormal dalam
darah.
Gejala klinis:
- Ikan mengalami Lethargic / depresi
- Respirasi melambat
- Narcosis Karbon dioksida (pengeluaran karbon dioksida yang sangat
sedikit)
Penanganan:
- Naikkan pH air
- Lakukan aerasi
- Gas Bubble Disease (super saturasi)
Penyakit ini diakibatkan kelebihan kadar
nitrogen di air, ditandai dengan adanya gelembung gas pada tubuh ikan.
Terjadinya super saturasi nitrogen dapat terjadi akibat over aerasi, jeleknya
pompa, perubahan tekanan hidrostatik secara tiba-tiba, dan perubahan suhu
secara tiba-tiba.
Gejala klinis:
- Terdapat gelembung gas dibawah kulit
dan sirip.
- Dapat juga terdapat di antara lembaran insang, sehingga menyebabkan ikan
sulit bernafas.
- Berenang tidak seimbang.
- Berputar-putar.
Penanganan:
- Kurangi aerasi.
- Hentikan penggunaan pompa yang sudah
jelek.
- Acidosis dan Alkalosis
Penyakit ini terjadi akibat perairan
yang terlalu asam atau terlalu basa. Penyakit ini berkaitan dengan terjadinya
fluktuasi pH.
Gejala klinis:
- Acidosis: ikan suka melompat dari air, produksi mucous meningkat, dan
insang terlihat luka.
- Alkalosis: terjadi erosi pada kulit dan sirip, mucous terlihat berwarna
putih susu.
Penanganan:
- Pindahkan ikan ke air dengan pH
netral.
- Ganti air di tempat tinggal ikan.
- Penyakit akibat kadar klorin tinggi
Klorin sebenarnya juga dapat berfungsi
sebagai agen pengoksidasi. Kandungan klorin pada 4 ppm atau lebih dapat
menyebabkan kematian pada ikan dalam beberapa jam saja.
Gejala klinis:
- Dyspnea (sulit bernafas)
- Ikan bernafas megap-megap di permukaan
air
Penanganan:
- Mengganti air.
- Hypothermia dan Hyperthermia
Penyakit ini disebabkan akibat suhu yang terlalu rendah atau suhu yang
terlalu tinggi.
Gejala Klinis:
- Hypothermia: Ikan terlihat lesu, ikan terlihat melipat siripnya seperti
terlihat kedinginan, pergerakan tidak progresif/ sangat tidak aktif bergerak.
- Hyperthermia: pergerakan hiperaktif, tachypnea (bernafas dengan cepat),
pembuluh darah pecah, berenang dengan gerakan yang cepat seolah ikan merasa
gelisah.
Penanganan:
- Normalkan suhu air
8. Penyakit
Akibat Logam Berat
Biasanya, logam berat yang mencemari
perairan bisa berupa tembaga, merkuri, dan seng.
Gejala klinis:
- Mantel mucous pecah
- Perubahan apitel insang
- Anorexia (hilang nafsu makan)
- Edema (sembap/ terdapat cairan berlebih dibawah kulit)
Penanganan:
- Hilangkan sumber dari logam berat tersebut.
- Lakukan aerasi untuk meningkatkan
oksigen terlarut sehingga transpor gas berjalan lebih lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Yusfita.2011.Penyakit
infeksi dan non infeksi.http://yusufsila-binatang.blogspot.co.id.Di akses
pada hari saptu 03 September 2016 pukul 08:32 Wita.Makassar.
Yuliati sri.2016.Penyakit
non infeksi pada ikan.
https://ndkbluefin89.wordpress.com. Di akses pada
hari saptu 03 September 2016 pukul 08:52 Wita.Makassar.
Fajri,M.2016.Penyakit non Infeksi
pada Ikan. http://muhammadnurulfajri.blogspot.co.id. . Di akses pada hari
saptu 03 September 2016 pukul 09:15 Wita.Makassar.
Niputud.2016.Penyakit non Infeksi pada ikan.kelautan
dan Perikanan.