Sabtu, 08 Oktober 2016

Makalah Kelompok
    Patologi Ikan

Penyakit Non Infeksi
Karna
Lingkungan
 




Oleh :
                  Muh. Alwi
                                                        Miranda
            IIn Robihatul F
                Dian Lestari
                                                  Anugra Saputra
                 Yusdalifa Ekayanti Y
                                            Muhammad Amri Yusuf

Jurusan Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Prodi Budidaya Perairan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2016



Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Penyakit non infeksi yang di sebabkan oleh lingkungan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah  Patologi ikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.











Makassar, 04 September 2016


Penyusun





BAB I
PENDAHULUAAN
Latar belakang
Penyakit pada ikan merupakan gangguan pada fungsi atau struktur organ atau bagian tubuh ikan. Penyakit pada ikan dapat muncul akibat adanya faktor-faktor yang tidak sesuai dengan syarat hidup ikan. Umumnya, serangan penyakit pada ikan terjadi akibat kelalaian manusia yang membiarkan kondisi yang tidak seimbang atau tidak harmonis dalam hubungan mata rantai kehidupan ikan, parasit dan lingkungan. Jika keadaan ini tidak mendapat perhatian serius maka akan mengganggu kesehatan ikan. Ikan akan mudah terserang penyakit dan mengakibatkan kematian. Kerugian yang timbul akibat serangan suatu penyakit dapat berbentuk kematian, pertumbuhan yang lambat bahkan tidak normal, atau produksi benih yang menurun.
Dengan demikian, kegagalan usaha budidaya ikan akibat penyakit tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal saja, tetapi merupakan hasil interaksi yang sangat kompleks antara ikan budidaya (kualitas, stadia rawan), lingkungan budidaya (intern dan ekstern) dan organisme penyebab penyakit serta kemampuan dari pelaksana atau budidayawan itu sendiri. Pada intinya, kesehatan ikan dapat menjadi terkontrol jika semua aspek lingkungan telah terkontrol pula. Ikan yang pernah terserang penyakit dapat pula menjadi sumber penyakit karena fungsinya menjadi agen (perantara) terhadap timbulnya penyakit baru di kemudian hari jika tidak segera ditangani atau diobati secara tuntas.
Salah satu kelompok penyebab penyakit pada ikan yang juga harus diwaspadai oleh pembudidaya ikan dan hobiis (kolektor) ikan adalah kelompok non-infeksi, Kelompok ini adalah kelompok penyakit yang disebabkan oleh Lingkungan.



BAB II
PENYAKIT PADA LINGKUNGAN
Penyakit akibat lingkungan pada ikan masih sering terjadi. Penyakit ini berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan yaitu yang disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik.
1.  Faktor Abiotik
a. Suhu/temperatur
Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering ditemukan adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat pengaruh musim, misalnya musim kemarau. Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan metabolisme turun sehingga nafsu makan ikan jadi menurun.
Suhu dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan kekebalan pada ikan. Suhu optimum tersebut akan berbeda bagi masing-masing jenis ikan hias.
b. pH
pH air yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis ikan tersebut. Pada umunya ikan akan toleran terhadap range pH tertentu, misalnya untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya antara 6,2 sampai 9,2. pH air yang ekstrim dibawah atau diatas pH optimum akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan ikan. pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan. Efek langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi adalah berupa kerusakan sel epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan mengganggu pada proses penyerapan oksigen terutama bagi ikan yang bernafas dengan menggunakan insang.
c. Kesadahan
Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan istilah air lunak dan air keras. Nilai kesadahan air pada air biasanya ditentukan dengan kandungan kalsium karbonat atau magnesium. Tingkatan nilai kesadahan untuk air dapat dibedakan menjadi air yang lunak (kesadahan rendah), air yang sedang, dan air yang keras atau kesadahan tinggi dan sangta keras. Tiap jenis ikan terutama ikan hias memerlukan kesadahan air yang tidak sama.
Tingkat kesadahan     Kandungan kalsium karbonat    Nilai kesadahan
(dCHo)
Lunak (rendah)                                0 – 50                               0 – 3,5           
Sedang                                            50 – 150                          3,5 – 10
Keras (tinggi)                                 150 – 300                          10,5 – 21
Sangat keras                                    > 300                                 > 21

d. Bahan cemaran
Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada suatu usaha budidaya ikan terutama, yang menggunakan sumber air dari sungai atau perairan umum lainnya.
Cemaran bisa berasal dari   limbah domestik maupun limbah industri. Bahan cemaran dapat berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan cemaran tersebut secara langsung dapat mematikan atau bisa juga melemahkan ikan. Pada cemaran konsentrasi rendah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan tetapi mengganggu proses kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan. Pada kondisi demikian ikan akan mudah terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan bakteri.

2. Faktor biotik
Algae yang menutupi permukaan air akan mengganggu proses pernafasan ikan. Sedangkan algae yang tumbuh dalam air akan berpengaruh pada pergerakan ikan. Ikan akan terperangkap pada algae tersebut. Selain itu algae sel tunggal yang berupa filament akan masuk kedalam lembar insang dan akan mengganggu pada proses pernafasan ikan, sehingga ikan lama kelamaan akan mengalami kekurangan oksigen.
Beberapa algae yang biasanya tumbuh berlebih (blooming) akan berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen dalam air baik dari aktivitas fotosintesa terutama pada waktu malam hari. Akibat dari aktivitas pembusukan algae akan menimbulkan bahan beracun seperti amoniak. Selain itu beberapa algae akan bersifat racun bagi ikan misalnya dari jenis Mycrocystis aeruginosa.

Menurut Mitchell dalam Fajrin, 2012 beberapa penyakit non infeksi yaitu

  1. Penyakit akibat Amoniak berlebih
Biasanya terlihat terjadi pada kolam tanah yang baru pertama kali digunakan.Penyakit ini lebih bermasalah pada saat musim dingin(winder).Hal itu biasanya disebabkan karna aktifitas bakteri pengurai yang menurun akibat rendahnya suhu. Toksisitas amoniak lebih berbahaya bagi ikan-ikan kecil.
Gejala klinis
-       Insang mengalami kerusakan
-       Produksi mocus berlebih,terutama pada tubuh dan insang
-       Pergerakan ikan melemah
Penanganan                       
-       Menurunkan kadar amoniak pada perairan yang ditinggali ikan(misalnya melakukan aerasi)
-       Pada keadaan kronis,lebih baik segerah mengganti air pada kolam atau memindahkan ikan ke air yang lebih rendah kadar amoniaknya.
-       Kurangi padat tebar ikan
-       Kurangi pemberian pakan pellet yang berlebih.
  1. Hypoxia
Penyakit yang diakibatkan karena sedikitnya oksigen terlarut di air. Penyakit ini jarang terjadi pada kolam atau akuarium yang selalu ter-aerasi. Penyakit ini sering terjadi di kolam yang tidak ter-aerasi dengan baik. Oksigen mulai menurun pada saat matahari terbenam. Besarnya biomassa fitoplankton pada kolam dapat mengonsumsi oksigen dalam jumlah besar pula.
Gejala klinis:
- Ikan terlihat kesulitan bernafas, ditandai dengan ikan yang bernafas megap-megap di permukaan air.
Penanganan:
- Pindahkan ikan pada air dengan kadar oksigen terlarut tinggi.
- Lakukan aerasi, terutama pada malam hari.
- Kendalikan biamassa fitoplankton di kolam.
  1. Hypercapnia
Penyakit ini adalah suatu kondisi dimana terdapat kandungan gas karbon dioksida yang meningkat dengan abnormal dalam darah.
Gejala klinis:
- Ikan mengalami Lethargic / depresi
- Respirasi melambat
- Narcosis Karbon dioksida (pengeluaran karbon dioksida yang sangat sedikit)
Penanganan:
- Naikkan pH air
- Lakukan aerasi
  1. Gas Bubble Disease (super saturasi)
Penyakit ini diakibatkan kelebihan kadar nitrogen di air, ditandai dengan adanya gelembung gas pada tubuh ikan. Terjadinya super saturasi nitrogen dapat terjadi akibat over aerasi, jeleknya pompa, perubahan tekanan hidrostatik secara tiba-tiba, dan perubahan suhu secara tiba-tiba.
Gejala klinis:
- Terdapat gelembung gas dibawah kulit dan sirip.
- Dapat juga terdapat di antara lembaran insang, sehingga menyebabkan ikan sulit bernafas.
- Berenang tidak seimbang.
- Berputar-putar.

Penanganan:
- Kurangi aerasi.
- Hentikan penggunaan pompa yang sudah jelek.
  1. Acidosis dan Alkalosis
Penyakit ini terjadi akibat perairan yang terlalu asam atau terlalu basa. Penyakit ini berkaitan dengan terjadinya fluktuasi pH.
Gejala klinis:
- Acidosis: ikan suka melompat dari air, produksi mucous meningkat, dan insang terlihat luka.
- Alkalosis: terjadi erosi pada kulit dan sirip, mucous terlihat berwarna putih susu.
Penanganan:
- Pindahkan ikan ke air dengan pH netral.
- Ganti air di tempat tinggal ikan.
  1. Penyakit akibat kadar klorin tinggi
Klorin sebenarnya juga dapat berfungsi sebagai agen pengoksidasi. Kandungan klorin pada 4 ppm atau lebih dapat menyebabkan kematian pada ikan dalam beberapa jam saja.
Gejala klinis: 
- Dyspnea (sulit bernafas)
- Ikan bernafas megap-megap di permukaan air
Penanganan:
- Tambahkan Natrium tiosulfat (Na2S2O3), yaitu senyawa kristal yang dapat mengurangi klorin.
- Mengganti air.
  1. Hypothermia dan Hyperthermia
Penyakit ini disebabkan akibat suhu yang terlalu rendah atau suhu yang terlalu tinggi.



Gejala Klinis: 
- Hypothermia: Ikan terlihat lesu, ikan terlihat melipat siripnya seperti terlihat kedinginan, pergerakan tidak progresif/ sangat tidak aktif bergerak.
- Hyperthermia: pergerakan hiperaktif, tachypnea (bernafas dengan cepat), pembuluh darah pecah, berenang dengan gerakan yang cepat seolah ikan merasa gelisah.
Penanganan:
- Normalkan suhu air
8. Penyakit Akibat Logam Berat
Biasanya, logam berat yang mencemari perairan bisa berupa tembaga, merkuri, dan seng.
Gejala klinis:
- Mantel mucous pecah
- Perubahan apitel insang
- Anorexia (hilang nafsu makan)
- Edema (sembap/ terdapat cairan berlebih dibawah kulit)
Penanganan:
- Hilangkan sumber dari logam berat tersebut.
- Lakukan aerasi untuk meningkatkan oksigen terlarut sehingga transpor gas berjalan lebih lancar.









DAFTAR PUSTAKA
Yusfita.2011.Penyakit infeksi dan non infeksi.http://yusufsila-binatang.blogspot.co.id.Di akses pada hari saptu 03 September 2016 pukul 08:32 Wita.Makassar.
Yuliati sri.2016.Penyakit non infeksi pada ikan. https://ndkbluefin89.wordpress.com. Di akses pada hari saptu 03 September 2016 pukul 08:52 Wita.Makassar.
Fajri,M.2016.Penyakit non Infeksi pada Ikan. http://muhammadnurulfajri.blogspot.co.id. . Di akses pada hari saptu 03 September 2016 pukul 09:15 Wita.Makassar.
     Niputud.2016.Penyakit non Infeksi pada ikan.kelautan dan Perikanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar