Tugas Peper
Individu
Nutrisi Induk
dan Larva
ASPEK PAKAN IKAN BAWAL AIR
TAWAR
Oleh :
Nama : Muh. Alwi
Nim :
L221 14 020
Prodi : Budidaya Perairan
Jurusan Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan peper tentang "Aspek
Pakan Ikan Bawal Air Tawar" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena
telah menyelesaikan peper yang menjadi
tugas Nutrisi Induk dan Larva. Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan peper ini
berlangsung sehingga terealisasikanlah peper ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga peper ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran
terhadap peper ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
19 Maret
2017
Muh. Alwi
BAB
I
PENDAHULUAAN
- Latar Belakang
Peluang usaha dalam dunia
perikanan seakan tidak ada habisnya untuk terus digali dan dikembangkan
potensinya. Dari hasil tangkapan ikan yang didapatkan, proses budidaya,
termasuk didalamnya kebutuhan pakan ikan. Tujuan pemberian pakan pada
ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan
dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang
masuk akal demi keuntungan yang maksimum.
Pakan yang berkualitas kegizian dan
fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis
budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di
dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan
tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi
pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total
biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan
pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya
40- 50% dari biaya produksi.
Pakan terdiri dari dua
macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Di antara kedua jenis pakan tersebut,
terdapat kelebihan dan kekurangannya.Oleh karena itu, peternak perlu memahami
perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat
untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya digunakan
dalam bentuk hidup dan agak sulit untuk mengembangkanya, karena
memperlukan perlakuan khusus sebelum pakan tersebut diberikan kepada ikan.
Sedangkan pakan buatan,dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal
dari olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan
buatan sering dijumpai dalam bentuk pellet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ikan
Air Tawar
Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian
atau seluruh hidupnya di perairan tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas
kurang dari 0, 05 %. Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan
lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat
salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis
yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41 % dari
seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena masing-masing
spesiasi yang berkembang dengan cepat menjadikan habitat yang cocok dan
terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali.
Ikan
air tawar berbeda secara fisiologis dengan ikan laut dalam beberapa aspek.
Insang mereka harus mampu mendifusikan air sembari menjaga kadar garam dalam
cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga memainkan
peran penting, ikan air tawar yang banyak kehilangan sisik akan mendapatkan
kelebihan air yang berdifusi ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan kematian
pada ikan. Karakteristik lainnya terkait ikan air tawar adalah ginjalnya yang
berkembang dengan baik. Ginjal air tawar berukuran besar karena banyak air yang
melewatinya.
B. Ikan Bawal
Ikan bawal air tawar
termasuk salah satu komoditi baru di bidang perikanan yang memiliki ekonomis
yang cukup tinggi. Ikan bawal air tawar yang memiliki nama latin colossoma macropomum
bukanlah ikan asli Indonesia, tetapi didatangkan dari Negara Brazil, Amerika
Selatan beberapa tahun yang lalu. Untuk membedakannya dengan ikan bawal yang
terdapat di air laut, ikan bawal air tawar asal Brazil ini disebut dengan ikan
bawal air tawar karena memang seluruh siklus hidpnya berada di air tawar.
Pertama kali masuk ke Indonesia ikan bawal ini dijadikan ikan hias untuk
dipelihara di aquarium dan kolam – kolam taman, namun karena laju
pertumbuhannya sangat cepat dan dapat mencapai ukuran besar, bawal air tawar
yang sudah dewasa menjadi kurang pantas dipajang. Karena itu, didukung rasa
dagingnya yang enak dan gurih, ikan bawal air tawar kemudian menjadi sangat
popular sebagai ikan konsumsi.
Klasifikasi
ikan Bawal air tawar yaitu :
Filum
: Chordata
Subfilurn
: Craniata
Kelas :
Pisces
Subkelas :
Neopterigii
Ordo : Cypriniformes
Subordo :
Cyprinoides
Famili :
Characidae
Genus
: Colossoma
Spesies :
Colossoma macropomum
Ikan bawal air tawar
memiliki tubuh dari arah samping tampak membulat (oval) dengan perbandingan
antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal memiliki
bentuk tubuh pipih (compressed) dengan perbandingan antara tinggi dan lebar
tubuh 4 : 1. Sisik ikan bawal air tawar berbentuk otenoid, dimana setengah
bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas
abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih. Tubuh-bagian vertikal dan
sekitar sirip dada ikan bawal air tawar muda berwarna merah. Warna merah ini
akan memudar seiring dengan pertambahan umur dan perkembangan fisik. Warna
merah ini merupakan ciri khusus._bawal air tawar sehingga oleh orang Inggris
dan Amerika disebut red bally pacu.
Gambar 1. Ikan Bawal (Colossoma
macropomum)
C. Manejemen Pemberian Pakan
Pakan
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya
tersebut disamping kualitas air. Pakan dalam kegiatan budidaya ikan sangat
dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh dan berkembang. Untuk
menghasilkan pertumbuhan yang optimal sesuai dengan yang diharapkan, maka
diperlukan pengetahuan tentang cara pengelolaan pemberian pakan yang baik. Cara
pengelolaan pemberian pakan atau yang lebih dikenal dengan manajemen pemberian
pakan di dalam suatu usaha budidaya Program pemberian pakan pada budidaya udang
putih merupakan langkah awal yang harus diperhatikan untuk menentukan baik
jenis, ukuran frekuensi dan total kebutuhan pakan selama masa pemeliharaan. Dalam
manajemen pemberian pakan ada 6 faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Feeding frekuensi
Frekuensi
pemberian pakan adalah jumlah pemberian pakan per satuan waktu, misalnya dalam
satu hari pakan diberikan tiga kali. Pada ukuran larva frekuensi pemberian
pakan harus tinggi karena laju pengosongan lambungnya lebih cepat,
dan dengan semakin besarnya ukuran ikan yang dipelihara maka frekuensi
pemberian pakannya semakin jarang. Laju evakuasi pakan didalam lambung
atau pengosongan lambung ini tergantung pada ukuran dan jenis ikan kultur,
serta suhu air. Untuk ikan Bawal, satu sampai tiga hari setelah tebar pakan
diberikan empat kali dalam sehari dan setelah itu tiga kali.
2. Feeding time
Feeding time atau
waktu pemberian pakan adalah waktu yang tepat untuk melakukan pemberian pakan
pda setiap jenis ikan. Waktu pemberian pakan ini juga sangat khas untuk setiap
jenis ikan. Waktu pemberian pakan ikan bawal aktif mencari makan pada saat
siang hari (diurnal) sehingga waktu pemberian pakan di utamakan pada siang 30 %
pagi , sore dan 40 % siang hari, jika di ukur dari feeding periodicity
yaitu daya tampung dari lampung ikan kisaran pada 4 – 5 jam lambung kosong
pemberian pakan 3 kali sehari.
3. Feeding behaviour
Feeding
behaviour adalah tingkah laku ikan tersebut dalam lingkungan hidupnya biasanya
ikan mempunyai 3 macam yaitu ikan yang hidupnya di bawah permukaan air / dasar
permukaan , di tengah – tengah permukaan dan di atas permukaan air. Dalam hal
ini dapat ditentukan untuk pakan yang digunakan dalam kegiatan budidaya. Ikan
bawal berada pada permukaan air sehingga pakan yang digunakan dengan
menggunakan pakan terapung.
4. feeding habits
Feeding
habits adalah kebiasaan ikan tersebut dalam memakan makanan dan biasanya di
kelompokan menjadi 3 yaitu omnivora (tumbuhan dan daging) , herbivora (tumbuhan)
dan karnivora (daging). Ikan bawal merupakan ikan yang memakan segalanya
yaitu mampu memakan jenis makanan nabati dan hewani.
5. feeding level
Feeding level adalah daya cerna (digestible) dan metaboliszible praksi dr ransum akan menurun dengan meningkatnya ransum yg dikonsumsi. nilai rata2 dr metabolizability ransum 40 – 85 %. Dikarenakan ikan bawal omnivore mempunyai metabolizability 80 % jika dia di beri pakan hewan
D. Strategi pemberian pakan
Dalam masa larva selama 20 hari ikan bawal di beri pakan artemia
ukuran 20 mm dan lebih kecil dari bukaan mulut larva bawal tersebut. pada
ukuran 20 hari sampai 45 hari pemberian menggunakan pakan tepung. Mudah
dideteksi dan dimangsa larva dan benih Artemia mudah didieksi oleh larva
dikarenakan warnanya yang merah dan bau yang cukup menyengat.
Pada
tepung pemberian vitamin c dan telur bebek untuk membuat pakan tersebut
mempunyai aroma yang menyengat sehigga pakan akan di makan semua dan lebih effisen
dalam penggunakan pakan dan Mudah dicerna Pakan artemia mudah dicerna
dikarenakan pakan alami dan mempunyai serat yang tidak terlalu tinggi. Dan pada
pakan tepung yang mempunyai serat yang seimbang kurang dari 15 % dan hewani
yang mudah dicerna dalam tubuh ikan dikarenakan omnivore lebih cepat mencerna
hewani di banding nabat yang masih tersisa seratnya dalam feses. Mengandung
nutrisi tinggi dan seimbang. Nutrisi yang baik untuk ikan bawal untuk larva
protein 40 % dan benih ikan bawal protein 30 – 35 %.
- Pembenihan
- Penetasan di Aquarium
Penetasan
telur bawal air tawar dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium
ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari;
isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap
akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke
permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan
tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri
pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh
dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan 1.
- Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara dalam
akuarium yang sama, namun sebelumnya 3/4 bagian airnya dibuang. Padat penebaran
larva 50 - 100 ekor/liter larva yang berumur 4 hari diberi pakan berupa naupli
Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 14
hari. Selama pemeliharaan larva, air harus diganti setiap hari sebanyak 2/3
bagiannya. Setelah berumur 14 hari larva siap ditebar ke kolam pendederan
- Pendederan
- Pendederan 1
Pendederan
I bawal air tawar dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak
tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m;
keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah
pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan
berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan
selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing
rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang
tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut
dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
·
·
- Pendederan II
Pendederan kedua dilakukan
di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari;
perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10
cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air
setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000
ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet
atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah
berumur sebulan.
- Pendederan Ikan Bawal III
Pendederan ketiga dilakukan
di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari;
perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya;
tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam
selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II
(telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet; panen benih dilakukan sebulan kemudian.
- Pembesaran
Pembesaran
bawal air tawar dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran
500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau
puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000
ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari,
3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan
air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat
menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Kususma D, 2014. Teknik
Budidaya Air Tawar. https://plus.google.com. Di Akses pada hari Minggu 19 Maret
2017 Pukul 13:21 Wita.
Elvian Permanam. 2014. Pemberian Pakan Bawal Air Tawar. https://elfianpermana010.wordpress.com. Di Akses pada hari Minggu 19 Maret 2017
Pukul 15:01 Wita.
Fitriani.2015.Bahan Baku Pembuatan Pakan. Di Akses pada hari Minggu 19 Maret 2017
Pukul 14:23 Wita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar