Makalah
Kelompok
Budidaya Kakap Putih
Kelompok II
Muh. Alwi L221 14 020 Rezky
Nurhidaya L221 14 312
Arfansyah L221 14 014 Rasdi L221 14 012
Irvan Eriswandi L221 14 026 Adi pranota S L211
14 277
Abd, Rauf Mustafa L241 13 310 Iin Robihatul F L221 14 510
Winda Ayu lestari L221 14 310 A. Muh Fahreza L221
14 018
Aslam L221
14 304 Mushaddiq L221 12 270
Jurusan Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2016
BAB 1. PENDAHULUAAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
merupakan kawasan yang memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar di
bidang perikanan khususnya untuk usaha budidaya ikan, Salah satunya usaha
budidaya ikan kakap putih, namun usaha budidaya ikan kakap belum banyak
berkembang, sedangkan di beberapa negara seperti: Malaysia, Thailand dan
Singapura, usaha budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di
laut telah berkembang. Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) atau lebih
dikenal dengan nama seabass/Baramundi merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun
ekspor.
Produksi
ikan kakap di indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di
laut, dan hanya beberapa saja diantarannya yang telah di hasilkan dari usah
pemeliharaan (budidaya). Salah satu faktor selama ini yang menghambat
perkembangan usaha budidaya ikan kakap di indonesia adalah masih sulitnya
pengadaan benih secara kontinyu dalam jumlah yang cukup.
Untuk mengatasi masalah benih, Balai Budidaya Laut Lampung bekerja sama dengan
FAO/UNDP melalui Seafarming Development Project INS/81/008 dalam upaya untuk
memproduksi benih kakap putih secara massal. Pada bulan April 1987 kakap putih
telah berhasil dipijahkan dengan rangsangan hormon, namun demikian belum
diikuti dengan keberhasilan dalam pemeliharaan larva. Baru pada awal 1989 kakap
putih dengan sukses telah dapat dipelihara larvanya secara massal di hatchery
Balai Budidaya Lampung.
Ikan
kakap putih adalah ikan yang mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap
kadar garam (Euryhaline) dan merupakan ikan katadromous (dibesarkan di air
tawar dan kawin di air laut). Sifat-sifat inilah yang menyebabkan ikan kakap
putih dapat dibudidayakan di laut, tambak maupun air tawar. Oleh karena itu,
pada pembuatan makalah ini akan membahas pembesaran dalam tambak.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan adalah untuk memberikan referensi dan memahami proses pembesaran
budidaya ikan kakap putih. Kegunaan yaitu budidaya ikan kakap putih dapat dikembangkan
pada kegiatan produksi.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pembenihan
Kakap Putih
- Penyedian Induk
Keberhasilan
dalam pembiakan ikan terutama tergantung pada ketersediaan induk matang telur
dengan mutu yang baik, yang mampuh menghasilkan ikan yang cepat tumbuh dengan
tingkat kelulushidupan yang tinggi. Biasanya dibutuhkan 3 – 4 tahun bagi unit
pembenihan untuk mempunyai stock dalam jumlah yang cukup untuk
pengoperasiannya. Induk- induk dapat diperoleh baik dengan cara menangkapnya
dari alam atau memeliharanya dari ukuran benih tebar didalam kolam atau KJA.
- Pemijahan
Induk
ikan kakap putih dapat dirangsang untuk memijah dilingkungan pemeliharaan
dengan rangsangan hormon, manipulasi lingkungan atau mijah secara alami.Sebulan
sebelum musim pemijahan induk – induk ikan dipindahkan kedalam bak pemijahan
dengan kepadatan 2 – 5 kg / m3 dan perbandingan jantan betina 1 : 1
( kg ).
Induk – induk yang akan dipijahkan
biasanya dipilih dengan ciri kreria :
- Aktif bergerak
- Sirip dan sisik lengkap
- Tubuh tidak cacat
- Bebas dari penyakit /parasit.
- Lebih disukai ukuran jantan dan betina yang sama
- Berat : 3,5
– 7 kg betina 2,5- 7 kg jantan .
Untuk
menjaga mutu air di bak pemijahan, perlu dilakukan pergantian
Air.
Biasanya 200 % volume air diganti setiap hari.Salinitas air dijaga pada kisaran
30 – 320 / 00
Namun
demikian untuk menjamin agar air dibak pemijahan tetap bermutu baik , akan
lebih baik bila dilakukan pengailiran air terus menerus sehingga selam satu
hari total pergantian mencapai 200 – 300 %.
- Panen dan Perawatan Telur
Panen
telur dilakukan dengan sistim air mengalir, telur yang dibawah oleh air
disaring den gan jarring halus atau plankton net yang berukuran mata jarring 200
mikron yang dipasang pada bak panen telur. Telur yang sudah ditampung di bak
panen dipindahkan kedalam akuarium, kemudian kotoran dan telur yang telur tidak
dibuahi yang mengendap didasar akuarium dibuang dengan cara menyipon kotoran
tersebut dengan selang plastik.
Telur yang dibuahi dan telah
dibersihkan kemudian diteteskan kedalam bak penetesan dengan kepadatan 200
telur /L atau langsung diteteskan dalam bak pemeliharaan larva dengan kepa datan
80 – 100 telur/L.Pada suhu 26 – 280C telur akan menetas dalam waktu 11 – 18
jam.
2.2
Pembesaran Kakap Putih (Lates calcarifer)
Ada dua teknik untuk membesarkan
benih ikan kakap, yaitu teknik pembesaran dalam tambak dan teknik pembesaran
dalam karamba, kurungan atau sangkar. Ukuran benih ikan kakap yang akan
dibesarkan dalam tambak antara 10-15 cm atau kira-kira berumur 3-4 bulan,
sedang yang akan dibesarkan dalam keramba bisa lebih kecil yaitu panjangnya
antara 5-10 cm atau kira-kira berumur 2-3 bulan. Benih ikan kakap yang
diperoleh dari alam yang berukuran 5-10 cm, langsung bisa dibesarkan dalam
karamba dan tambak. Khusus bagi benih-benih ikan kakap yang diperoleh Balai Benih
Ikan Kerapu, sebelum mereka dibesarkan dalam tambak atau karamba, terlebih
dahulu dilakukan pendederan dalam karamba yang dipasang di perairan pantai
selama 2-3 bulan( untuk kemudian dibesarkan dalam keramba) atau 2-3 bulan
(untuk pembesaran di dalam tambak).
Gambar: Kakap Putih (Lates calcarifer)
- Pendederan
Pendederan
benih ikan kakap biasanya dilakukan dalam keramba yang dipasang didasar
perairan pantai yang dangkal atau diperairan hutan bakau. Pada umunya
benih-benih ikan kakap mengalami dua kali masa pendederan, walaupun dalam
beberapa hal benih-benih yang akan dibesarkan dalam keramba pembesaran
terkadang hanya sekali saja masa pendederannya.
pendederan pertama
Ukuran
keramba 2 x1 x0,9 m dengan dinding jaring nylon bermata 2 mm. Karamba diikatkan
pada tonggak atau dipasang pada rakit. Kedalaman air pada keramba kurang
lebih 50 cm. Benih-benih ikan kakap yang akan dipelihara masih burayak berukuran
1,5-2 cm atau berumur 30- 45 hari, dengan padat penebaran 300-500 ekor. Mereka
dipelihara dalam keramba ini selama 2-3 bulan sehingga menjadi gelondongan
dengan ukuran 5-8 cm.
pendederan kedua
Ukuran karamba 2 x4 x2 m dengan
dinding jaring nylon 210 D/6 bermata 15 mm. Karamba ini dipakai untuk
pendederan benih-benih ikan kakap berukuran 5-8 cm dengan padat penebaran
300-400 ekor. Dua atau tiga bulan kemudian setelah benih ikan kakap
mencapai panjang 10 cm lebih dipindahkan ketambak atau keramba pembesaran.
2.2.1
Pembesaran Dalam Tambak
1.
Lokasi Tambak
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi tambak adalah sebagai
berikut:
Persedian air harus cukup dan dalam
keadaan baik sepanjang tahun, air laut atau payau yang bermutu baik diperoleh
pada waktu air sedang pasang. Untuk mencegah kerigian karena pengaruh
gelombang atau pasang surut yang ekstrim, maka sebaiknya tambak dibangun agak
jauh dari pantai. Pada lokasi ini harus dapat dilakukan drainase dengan mudah
pada saat-saat diperlukan.
Sifat tanah harus menahan air. Oleh
karena itu tanah liat atau tanah liat berpasir adalah jenis tanah tambak yang
paling ideal bagi pembuatan tambak. Lahan-lahan berawa yang datar atau daerah pasang
surut adalah lokasi yang umunya dipilih karena akan mengurangi biaya
pengembangan. Lokasi yang secara periodik kena banjir dan kerapkali terkena
angin dan gelombang yang kuat harus dihindari. Lokasi harus dekat dengan pasar
dan mempunyai fasilitas transportasi yang baik, sehingga memudahkan pemasaran.
2.
Rencana Bangunan dan Kontruksi Tambak
Untuk
tambak-tambak yang dibangun di sepanjang pantai, tanahnya harus terdiri dari
campuran lumpur, pasir dan tanah liat. Sebainya dibangun tanggul penahan
angin atau gelombang yang terbuat dari batu kali atau batu karang guna mencegah
kemungkinan kerugian yang tidak diinginkan. Luas tambak sedikitnya 0,3-0,4 ha
dengan kedalaman air 50-60 cm. Kurang dari itu biayanya relatif akan
lebih mahal, dan menghambat kecepatan tumbuh ikan kakap.
Tambak sebainya mempunyai dua laban
( jalan air), yang satu sebagai laban masuk dan yang satunya lagi sebagai laban
keluar. Dasar tambak sebainya sedikit miring ke arah pintu keluar, 30- 40
cm lebih dalam dari pada kedalaman rata-rata dasar tambak, gunanya untuk
memudahkan drainase.
3.
Padat Penebaran
Padat penebaran bagi benih-benih ikan
kakap dengan pakan tambahan sebanyak 3-5 ekor/meter persegi. Sedang padat
penebaran tampa pakan tambahan antara 1-2 ekor/meter persegi dan dapat ditebar
bersama dengan ikan mujair (tilapia
mossambica). Hasilnya bisa mencapai 2.500-3.125 kg/ha dengan ukuran
ikan 1,5 kg/ekor atau panjang badan 44 cm.
4. Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
Berupa rucah ikan segar sebanyak 7-10
kg untuk 1kg ikan kakap yang dapat dipasarkan. Berupa anak-anak ikan mujair
yang masih hidup : mula-mula ditebarkan 400 ekor ikan mujair yang terdiri dari
masing-masing 200 ekor berkelamin jantan dan betina dalam tambak seluas
2000 meter persegi sebelum ditebarkan benih ikan kakap : dua bulan kemudian
ditebarkan 3.125-6.250 ekor benih kakap/ha yang berukuran 10-15 cm. Benih-benih
kakap inilah yang nantinya akan memangsa anak-anak ikan mujair.
5. Pengelolaan Air
Sumber
air sepanjang pantai biasanya bermutu baik. Sebagian air ini harus
diganti setiap hari pada waktu air pasang melalui pintu air masuk dan pada
waktu air pasang sedang menurun dengan jalan membuka pintu air keluar.
Pengaliran air keluar sebaiknya melalui bagian bawah tambak, sedang
pemasokannya dari permukaan. Banyaknya air harus cukup untuk mengisi
tambak. Sebaiknya disediakan pompa air bila memerlukan air lebih banyak.
Yang penting juga diperhatikan adalah jaring nylon yang dipakai untuk pintu air
harus selalu bersih setiap hari dan PH air antara 7-8,5 dengan kandungan
oksigen 5-6 ppm.
6. Panen, Penanganan dan Pemasaran
Panen
dilakukan selama kurang lebih setahun dengan produksi hanya sebesar 3.250-3.750
kg/ha/tahun. Cara memanen ikan kakap dari tambak dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Untuk keperluan sedikit dapat dilakukan dengan alat
tangkap jaring, jala, bubu atau pancing. Untuk keperluan agak banyak
dengan tambak yang sangat luas dapat dilakukan dengan jaring trawl yang ditarik
oleh perahu. Kemudian ikan kakap tersebut akan dipanen semuanya dan
sekaligus membersikan tambak, caranya dengan menggunakan jaring diikuti dengan
pengeringan air dalam tambak tersebut secara total. Pada umumnya ikan-ikan kakap
hasil tambak dijual kepasar dalam bentuk segar. Ikan-ikan kakap yang baru
dipanen dari tambak ditempatkan pada keranjang banbu atau keranjang plastik
atau peti kayu dicampur dengan es curah. Kemudian diangkut dengan truk,
perahu atau kapal ke tempat pemasaran ikan. .
7. Penyakit
Publikasi
tentang penyakit yang menyerang ikan-ikan yang dibudidayakan di laut seperti
ikan kakap putih belum banyak dijumpai. Ikan kakap putih ini termasuk diantara
jenis-jenis ikan teleostei. Ikan jenis ini sering kali diserang virus, bakteri
dan jamur. Gejala-gejala ikan yang terserang penyakit antara lain adalah,
kurang nafsu makan, kelainan tingkah laku, kelainan bentuk tubuh dll. Tindakan
yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi penyakit ini adalah:
1. Menghentikan
pemberian pakan terhadap ikan dan menggantinya dengan jenis yang lain;
2. Memisahkan ikan
yang terserang penyakit, serta mengurangi kepadatan;
3. Memberikan obat
sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
BAB
.III PENUTUP
Proses
pembesaran ikan kakap putih dapat dilakukan dengan dua cara yaitu di dalam
tambak,kurungan atau sangakar. Perlakuan benih-benih ikan kakap putih di bagi
dua berdasarkan asal benih yang diperoleh, Dalam pemberian pakan, tidak
menggunakan pakan tambahan seperti pelet melainkan benih ikan mujair. Publikasi
tentang penyakit yang menyerang ikan-ikan yang dibudidayakan di laut seperti
ikan kakap putih belum banyak dijumpai. Ikan kakap putih ini termasuk diantara
jenis-jenis ikan teleostei. Ikan jenis ini sering kali diserang virus, bakteri dan
jamur.
DAFTAR
PUSTAKA
Koesharyani. 2001.Budidaya Ikan
Kakap Putih (lates calcarifer). Di
akses pada hari minggu 20 Februari 2017 pukul 19:02.Wita.
Rahmi dkk, 2011. Cara
pembesaran Kakap Putih ( Lates calcalifer,
Bloch ). Ttg Budidaya Perikanan.Jakarta.
Santoso, b. 2015. Teknik pembesaran ikan
kakap putih (lates calcarifer) di
tambak secara semi intensif. hlm 1. Pdf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar