Selasa, 14 Maret 2017



Makalah Kelompok


Description: D:\LOGO UNHAS.jpg

                                       Budidaya Kakap Putih    


Kelompok II
Muh. Alwi                    L221 14 020                Rezky Nurhidaya        L221 14 312
Arfansyah                   L221 14 014                Rasdi                           L221 14 012
Irvan Eriswandi           L221 14 026                Adi pranota S              L211 14 277
Abd, Rauf Mustafa     L241 13 310                Iin Robihatul F             L221 14 510
Winda Ayu lestari        L221 14 310                A. Muh Fahreza          L221 14 018
Aslam                          L221 14 304                Mushaddiq                  L221 12 270                                                                                                   




Jurusan Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2016



 BAB 1. PENDAHULUAAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan kawasan yang memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar di bidang perikanan khususnya untuk usaha budidaya ikan, Salah satunya usaha budidaya ikan kakap putih, namun usaha budidaya ikan kakap belum banyak berkembang, sedangkan di beberapa negara seperti: Malaysia, Thailand dan Singapura, usaha budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di laut telah berkembang. Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) atau lebih dikenal dengan nama seabass/Baramundi merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun ekspor.
Produksi ikan kakap di indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut, dan hanya beberapa saja diantarannya yang telah di hasilkan dari usah pemeliharaan (budidaya). Salah satu faktor selama ini yang menghambat perkembangan usaha budidaya ikan kakap di indonesia adalah masih sulitnya pengadaan benih secara kontinyu dalam jumlah yang cukup.
       Untuk mengatasi masalah benih, Balai Budidaya Laut Lampung bekerja sama dengan FAO/UNDP melalui Seafarming Development Project INS/81/008 dalam upaya untuk memproduksi benih kakap putih secara massal. Pada bulan April 1987 kakap putih telah berhasil dipijahkan dengan rangsangan hormon, namun demikian belum diikuti dengan keberhasilan dalam pemeliharaan larva. Baru pada awal 1989 kakap putih dengan sukses telah dapat dipelihara larvanya secara massal di hatchery Balai Budidaya Lampung.
Ikan kakap putih adalah ikan yang mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam (Euryhaline) dan merupakan ikan katadromous (dibesarkan di air tawar dan kawin di air laut). Sifat-sifat inilah yang menyebabkan ikan kakap putih dapat dibudidayakan di laut, tambak maupun air tawar. Oleh karena itu, pada pembuatan makalah ini akan membahas pembesaran dalam tambak.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
      Tujuan adalah untuk memberikan referensi dan memahami proses pembesaran budidaya ikan kakap putih. Kegunaan yaitu budidaya ikan kakap putih dapat dikembangkan pada kegiatan produksi.























BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pembenihan Kakap Putih

  1. Penyedian Induk
Keberhasilan dalam pembiakan ikan terutama tergantung pada ketersediaan induk matang telur dengan mutu yang baik, yang mampuh menghasilkan ikan yang cepat tumbuh dengan tingkat kelulushidupan yang tinggi. Biasanya dibutuhkan 3 – 4 tahun bagi unit pembenihan untuk mempunyai stock dalam jumlah yang cukup untuk pengoperasiannya. Induk- induk dapat diperoleh baik dengan cara menangkapnya dari alam atau memeliharanya dari ukuran benih tebar didalam kolam atau KJA.

  1. Pemijahan
Induk ikan kakap putih dapat dirangsang untuk memijah dilingkungan pemeliharaan dengan rangsangan hormon, manipulasi lingkungan atau mijah secara alami.Sebulan sebelum musim pemijahan induk – induk ikan dipindahkan kedalam bak pemijahan dengan kepadatan 2 – 5 kg / m3 dan perbandingan jantan betina 1 : 1 ( kg ).
Induk – induk yang akan dipijahkan biasanya dipilih dengan ciri kreria :
- Aktif bergerak
- Sirip dan sisik lengkap
- Tubuh tidak cacat
- Bebas dari penyakit /parasit.
- Lebih disukai ukuran jantan dan betina yang sama
- Berat : 3,5 – 7 kg betina 2,5- 7 kg jantan .
Untuk menjaga mutu air di bak pemijahan, perlu dilakukan pergantian
Air. Biasanya 200 % volume air diganti setiap hari.Salinitas air dijaga pada kisaran 30 – 320 / 00
Namun demikian untuk menjamin agar air dibak pemijahan tetap bermutu baik , akan lebih baik bila dilakukan pengailiran air terus menerus sehingga selam satu hari total pergantian mencapai 200 – 300 %.

  1. Panen dan Perawatan Telur
Panen telur dilakukan dengan sistim air mengalir, telur yang dibawah oleh air disaring den gan jarring halus atau plankton net yang berukuran mata jarring 200 mikron yang dipasang pada bak panen telur. Telur yang sudah ditampung di bak panen dipindahkan kedalam akuarium, kemudian kotoran dan telur yang telur tidak dibuahi yang mengendap didasar akuarium dibuang dengan cara menyipon kotoran tersebut dengan selang plastik.
Telur yang dibuahi dan telah dibersihkan kemudian diteteskan kedalam bak penetesan dengan kepadatan 200 telur /L atau langsung diteteskan dalam bak pemeliharaan larva dengan kepa datan 80 – 100 telur/L.Pada suhu 26 – 280C telur akan menetas dalam waktu 11 – 18 jam.

2.2 Pembesaran Kakap Putih (Lates calcarifer)

            Ada dua teknik untuk membesarkan benih ikan kakap, yaitu teknik pembesaran dalam tambak dan teknik pembesaran dalam karamba, kurungan atau sangkar.  Ukuran benih ikan kakap yang akan dibesarkan dalam tambak antara 10-15 cm atau kira-kira berumur 3-4 bulan, sedang yang akan dibesarkan dalam keramba bisa lebih kecil yaitu panjangnya antara 5-10 cm atau kira-kira berumur 2-3 bulan.  Benih ikan kakap yang diperoleh dari alam yang berukuran 5-10 cm, langsung bisa dibesarkan dalam karamba dan tambak. Khusus bagi benih-benih ikan kakap yang diperoleh Balai Benih Ikan Kerapu, sebelum mereka dibesarkan dalam tambak atau karamba, terlebih dahulu dilakukan pendederan dalam karamba yang dipasang di perairan pantai selama 2-3 bulan( untuk kemudian dibesarkan dalam keramba) atau 2-3 bulan (untuk pembesaran di dalam tambak).

                   Gambar: Kakap Putih (Lates calcarifer)
              
  1. Pendederan

Pendederan benih ikan kakap biasanya dilakukan dalam keramba yang dipasang didasar perairan pantai yang dangkal atau diperairan hutan bakau. Pada umunya benih-benih ikan kakap mengalami dua kali masa pendederan, walaupun dalam beberapa hal benih-benih yang akan dibesarkan dalam keramba pembesaran terkadang hanya sekali saja masa pendederannya.

pendederan pertama

Ukuran keramba 2 x1 x0,9 m dengan dinding jaring nylon bermata 2 mm. Karamba diikatkan pada tonggak atau dipasang pada rakit.  Kedalaman air pada keramba kurang lebih 50 cm. Benih-benih ikan kakap yang akan dipelihara masih burayak berukuran 1,5-2 cm atau berumur 30- 45 hari, dengan padat penebaran 300-500 ekor. Mereka dipelihara dalam keramba ini selama 2-3 bulan sehingga menjadi gelondongan dengan ukuran 5-8 cm.

  pendederan kedua

            Ukuran karamba 2 x4 x2 m dengan dinding jaring nylon 210 D/6 bermata 15 mm. Karamba ini dipakai untuk pendederan benih-benih ikan kakap berukuran 5-8 cm dengan padat penebaran 300-400 ekor.  Dua atau tiga bulan kemudian setelah benih ikan kakap mencapai panjang 10 cm lebih dipindahkan ketambak atau keramba pembesaran.

2.2.1  Pembesaran Dalam Tambak
   
1. Lokasi Tambak

     Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi tambak adalah sebagai berikut:
                  Persedian air harus cukup dan dalam keadaan baik sepanjang tahun, air laut atau payau yang bermutu baik diperoleh pada waktu air sedang pasang.  Untuk mencegah kerigian karena pengaruh gelombang atau pasang surut yang ekstrim, maka sebaiknya tambak dibangun agak jauh dari pantai. Pada lokasi ini harus dapat dilakukan drainase dengan mudah pada saat-saat diperlukan.
Sifat tanah harus menahan air. Oleh karena itu tanah liat atau tanah liat berpasir adalah jenis tanah tambak yang paling ideal bagi pembuatan tambak. Lahan-lahan berawa yang datar atau daerah pasang surut adalah lokasi yang umunya dipilih karena akan mengurangi biaya pengembangan. Lokasi yang secara periodik kena banjir dan kerapkali terkena angin dan gelombang yang kuat harus dihindari. Lokasi harus dekat dengan pasar dan mempunyai fasilitas transportasi yang baik, sehingga memudahkan pemasaran.

2. Rencana Bangunan dan Kontruksi Tambak

            Untuk tambak-tambak yang dibangun di sepanjang pantai, tanahnya harus terdiri dari campuran lumpur, pasir dan tanah liat.  Sebainya dibangun tanggul penahan angin atau gelombang yang terbuat dari batu kali atau batu karang guna mencegah kemungkinan kerugian yang tidak diinginkan. Luas tambak sedikitnya 0,3-0,4 ha dengan kedalaman air 50-60 cm.  Kurang dari itu biayanya relatif akan lebih mahal, dan menghambat kecepatan tumbuh ikan kakap.
            Tambak sebainya mempunyai dua laban ( jalan air), yang satu sebagai laban masuk dan yang satunya lagi sebagai laban keluar.  Dasar tambak sebainya sedikit miring ke arah pintu keluar, 30- 40 cm lebih dalam dari pada kedalaman rata-rata dasar tambak, gunanya untuk memudahkan drainase.

3. Padat Penebaran

            Padat penebaran bagi benih-benih ikan kakap dengan pakan tambahan sebanyak 3-5 ekor/meter persegi.  Sedang padat penebaran tampa pakan tambahan antara 1-2 ekor/meter persegi dan dapat ditebar bersama dengan ikan mujair (tilapia mossambica).  Hasilnya bisa mencapai 2.500-3.125 kg/ha dengan ukuran ikan 1,5 kg/ekor atau panjang badan 44 cm.
4. Cara Pemberian Pakan

   Pemberian pakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
               Berupa rucah ikan segar sebanyak 7-10 kg untuk 1kg ikan kakap yang dapat dipasarkan. Berupa anak-anak ikan mujair yang masih hidup : mula-mula ditebarkan 400 ekor ikan mujair yang terdiri dari masing-masing 200 ekor  berkelamin jantan dan betina dalam tambak seluas 2000 meter persegi sebelum ditebarkan benih ikan kakap : dua bulan kemudian ditebarkan 3.125-6.250 ekor benih kakap/ha yang berukuran 10-15 cm. Benih-benih kakap inilah yang nantinya akan memangsa anak-anak ikan mujair.

5. Pengelolaan Air

Sumber air sepanjang pantai biasanya bermutu baik.  Sebagian air ini harus diganti setiap hari pada waktu air pasang melalui pintu air masuk dan pada waktu air pasang sedang menurun dengan jalan membuka pintu air keluar.  Pengaliran air keluar sebaiknya melalui bagian bawah tambak, sedang pemasokannya dari permukaan.  Banyaknya air harus cukup untuk mengisi tambak.  Sebaiknya disediakan pompa air bila memerlukan air lebih banyak. Yang penting juga diperhatikan adalah jaring nylon yang dipakai untuk pintu air harus selalu bersih setiap hari dan PH air antara 7-8,5 dengan kandungan oksigen 5-6 ppm.

6. Panen, Penanganan dan Pemasaran
Panen dilakukan selama kurang lebih setahun dengan produksi hanya sebesar 3.250-3.750 kg/ha/tahun. Cara memanen ikan kakap dari tambak dapat dilakukan dengan berbagai cara.  Untuk keperluan sedikit dapat dilakukan dengan alat tangkap jaring, jala, bubu atau pancing.  Untuk keperluan agak banyak dengan tambak yang sangat luas dapat dilakukan dengan jaring trawl yang ditarik oleh perahu.  Kemudian ikan kakap tersebut akan dipanen semuanya dan sekaligus membersikan tambak, caranya dengan menggunakan jaring diikuti dengan pengeringan air dalam tambak tersebut secara total. Pada umumnya ikan-ikan kakap hasil tambak dijual kepasar dalam bentuk segar.  Ikan-ikan kakap yang baru dipanen dari tambak ditempatkan pada keranjang banbu atau keranjang plastik atau peti kayu dicampur dengan es curah.  Kemudian diangkut dengan truk, perahu atau kapal ke tempat pemasaran ikan.  .
7. Penyakit
Publikasi tentang penyakit yang menyerang ikan-ikan yang dibudidayakan di laut seperti ikan kakap putih belum banyak dijumpai. Ikan kakap putih ini termasuk diantara jenis-jenis ikan teleostei. Ikan jenis ini sering kali diserang virus, bakteri dan jamur. Gejala-gejala ikan yang terserang penyakit antara lain adalah, kurang nafsu makan, kelainan tingkah laku, kelainan bentuk tubuh dll. Tindakan yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi penyakit ini adalah:
1.    Menghentikan pemberian pakan terhadap ikan dan menggantinya dengan jenis yang lain;
2.    Memisahkan ikan yang terserang penyakit, serta mengurangi kepadatan;
3.    Memberikan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.

BAB .III PENUTUP
             Proses pembesaran ikan kakap putih dapat dilakukan dengan dua cara yaitu di dalam tambak,kurungan atau sangakar. Perlakuan benih-benih ikan kakap putih di bagi dua berdasarkan asal benih yang diperoleh, Dalam pemberian pakan, tidak menggunakan pakan tambahan seperti pelet melainkan benih ikan mujair. Publikasi tentang penyakit yang menyerang ikan-ikan yang dibudidayakan di laut seperti ikan kakap putih belum banyak dijumpai. Ikan kakap putih ini termasuk diantara jenis-jenis ikan teleostei. Ikan jenis ini sering kali diserang virus, bakteri dan jamur.
















                                                  DAFTAR PUSTAKA
Koesharyani. 2001.Budidaya Ikan Kakap Putih (lates calcarifer). Di akses pada hari minggu 20 Februari 2017 pukul 19:02.Wita.
Rahmi dkk, 2011. Cara pembesaran Kakap Putih  ( Lates calcalifer,
Bloch ). Ttg Budidaya Perikanan.Jakarta.

Santoso, b. 2015. Teknik pembesaran ikan kakap putih (lates calcarifer) di tambak secara semi intensif. hlm 1. Pdf.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar